06 March 2011

How To Teach Your Team To Fish Part 4

Tahap 3 – Transformasi

Keajaiban transformasi berada dimana – mana di sekeliling kita. Dari telur menjadi anak ayam, dari kepompong menjadi kupu – kupu, dari biji menjadi pohon.

Kebenarannya adalah KITA semua berubah menjadi sesuatu . Pertanyaannya adalah , “Menjadi apa? Dan untuk Siapa?”

Pemimpin dapat mentransformasi perusahaan , melalui kebijakan dan perkataan mereka. Namun transformasi bukanlah sebuah hal yang instan, namun memerlukan proses. Formula Transformasi harus dibawa ke dalam setiap hati anggota tim , yaitu “Kebenaran”.


“Ajarkan Transformasi , bukan Transaksi”

Transaksi adalah pertukaran lateral antar individu , berupa barang atau jasa

Transformasi adalah pengalaman yang tidak terlihat, membahagiakan, dan melintasi batasan , yang melibatkan pergeseran atau perubahan fundamental.

Tim yang sukses adalah tim yang memahami bahwa produk akhir yang diinginkan adalah transformasi, bukan transaksi .

Tugas pertama dan terdepan dalam mentransformasikan tim anda adalah mengajarkan pembentukan hubungan , bukan “penyelesaian transaksi” . Dari hubungan tersebut akan mengalir penyelesaian transaksi , dan lebih banyak lagi.

Tugas kedua dalam mentransformasikan tim anda dengan mendalami misi dan tujuan perusahaan anda di dalam setiap anggota tim, dan membiarkan mereka berkembang untuk mencapai misi dan tujuan perusahaan tersebut dengan cara mereka sendiri. Pembangun tim memberikan semangat, kepercayaan dan pengendalian kepada anggota timnya agar mereka mengeluarkan segala potensi mereka untuk bertransformasi dan menjadi cemerlang.

Transformasi akan mengubah anda menjadi seorang “juara” , yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, keberanian, dan ingin menularkan “transformasi” yang ia rasakan.

“Ubah Piramida Menjadi Lingkaran”

Kesempatan di masa mendatang akan datang melalui seluruh karyawan perusahaan yang menjadi terlibat di dalam bisnis. Ini adalah prinsip , dimana mengubah prinsip hierarkis piramida menjadi lingkaran. Lingkaran melambangkan kesatuan, kesejajaran dari semua tingkatan dan simultan dalam menghadapi dinamika dan perkembangan. Piramida menggambarkan hirarkis kuno , yang dimana jika ada mencapai tingkatan puncak , kemana lagi anda harus berada selain meluncur kebawah sementara kedudukan anda dilengserkan oleh lapisan kedua anda?

Lingkaran menggambarkan otoritas masing – masing individu, dimana mereka memiliki kesempatannya masing – masing untuk menggunakan otoritasnya pada saat diperlukan.

Pembangun tim yang benar – benar kuat memahami bahwa kekuatan harus diberikan dari kekuasaan tinggi, kepada semua orang secara merata, supaya apapun yang berharga dapat dicapai.

“Praktekkan Aturan Tujuh”

Tujuh sepertinya angka yang disukai Tuhan . Tujuh hari dalam penciptaan dunia, 7 kali mengelilingi Ka’Bah,dan ada 7 hari dalam seminggu! Apakah seluruhnya itu hanya kebetulan belaka?

Angka Tujuh melambangkan kerajinan.

Angka Tujuh melambangkan Kesabaran, Kelapangan Hati.

Angka Tujuh melambangkan Iman.

Angka Tujuh melambangkan kegigihan.

Angka Tujuh melambangkan kelengkapan.

Pembangun tim memastikan anggota tim tidak akan menyerah pada pencobaan ketiga dan keempat.

Dalam periklanan , saya belajar bahwa seseorang harus melihat pesan anda rata – rata tujuh kali sehari sebelum mereka memahaminya. Dalam pembangunan jaringan , saya diberitahu bahwa seseorang harus mengumpulkan setidak – tidaknya tujuh kartu nama dalam sebuah acara, dan membuat tujuh kawan potensial baru. Jadi saya bertanya – tanya apakah tempat kerja kita dapat berubah dengan mempraktekkan “Aturan Tujuh” ?

Kita akan menghubungi seorang pelanggan paling tidak tujuh kali untuk menyampaikan pesan kita.

Kita akan menyadari bahwa tujuh pelanggan kita cukup untuk menjadi dasar pembangunan perusahaan kita.

Kita akan mengampuni satu sama lain tujuh kali dalam sehari.

Kita akan menyerang suatu masalah tujuh kali bila itulah yang diperlukan untuk meruntuhkan kegigihannya .

Praktekkanlah “Aturan Tujuh”.

“Pastikan Semua Anggota Tim mendapatkan Informasi”

Dari hasil riset, ternyata ada dua alasan utama karyawan mengundurkan diri :

· Merasa tidak “dipedulikan”

· Merasa tidak “diikutsertakan” dalam lingkaran informasi penting

Pembangun tim harus terus menerus memberikan informasi kepada anggota timnya , dan juga antar anggota tim. Perasaan tertarik terus menerus akan informasi inilah yang mampu menjaga motivasi tim. Mereka sungguh sungguh merasa berada di garis depan perubahan, dan bahwa tepat disanalah mereka ingin berada.

Pemimpin tim harus memastikan timnya selalu mendapatkan informasi mengenai perusahaan, dan juga apa yang terjadi dalam pemikiran manajemen. Tim yang mendapat asupan seperti inilah yang merupakan tim yang berlari menuju kelompok dan bukan berjalan pergi darinya – menganggap ia mampu mendapatkan informasi yang lebih baik dengan kemampuannya sendiri.

“Tunjukkan Seperti Apakah Hari yang Baik itu”

Banyak hal yang penting, tapi inilah yang paling penting, yaitu mengajar tim anda lebih banyak dengan perbuatan dibanding kata – kata.

Dan sekarang, tunjukkan kepada tim anda seperti apa “Hari yang Baik” itu melalui tindakan anda. Ada tanggung jawab yang menunggu kita selagi kita menunjukkan melalui tindakan kita kepada tim kita , seperti apa “Hari yang Baik” itu.

Kita masing – masing harus mendefinisikan dan meneliti apa yang menjadikan suatu hari yang baik bagi kita. Dan kemudian kita perlu mengakui bahwa pesan tersebut akan dilipatgandakan 100 kali oleh mereka yang kita pimpin, mereka yang belajar dengan mengamati dan kemudian melakukan.

Banyak “Hari yang Baik” yang dapat anda tunjukkan lewat tindakan anda. Perilaku yang bijaksana, Perilaku yang menolong dengan tangan anda sendiri kepada seseorang yang berada di tingkatan karyawan terendah di perusahaan anda, Perilaku anda dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada, Perilaku anda dalam menangani klien, dan lainnya.

Tunjukkan kepada anggota tim anda seperti apa Hari yang Baik itu, dan biarkanlah mereka melipatgandakannya 100 kali lipat!

“Berikan Penghargaan terhadap Sikap Asertif”

Menjadikan diri asertif berarti “Menampilkan diri dengan berani atau penuh dengan kekuatan”.

Sementara menurut riset para karyawan menempatkan “Komunikasi dua arah” di urutan kedua setelah Gaji sebagai hal yang sangat penting untuk kepuasan kerja , namun dengan budaya yang berakar, para karyawan jarang , ataupun tidak pernah , mengajukan permintaan atau memberikan pendapat mereka kepada manajemen puncak .

Jelaslah bahwa pembangun tim perlu mengajarkan dan memberikan penghargaan atas sikap asertif.

Pembangun Tim harus mendorong orang, untuk berani meminta.

Terlalu sering orang cenderung hidup dalam keluhan dan bukannya meminta dengan jelas apa yang mereka inginkan dan butuhkan,t erutama di kalangan wanita. Kita seringkali mengharapkan orang lain untuk membaca pikiran kita, memahami petunjuk yang kita berikan dengan pandai , atau secara akurat menerjemahkan gesture tubuh kita.

Budaya kita mengajarkan kesopanan, dan bukan rendah diri. Persepsi inilah yang sering tertukar. Banyak orang yang mengawali permintaan dengan meminta maaf, “Maaf, bolehkah saya dioperkan dokumen tersebut?” . Jika anda memulai dengan perasaan bersalah, kemana Anda akan pergi dari sana?

Kita semua , harus belajar menggunakan hakikat kita sebagai manusia, ciptaan Tuhan yang istimewa , dengan kepercayaan diri, dan bukan rasa malu.

Kita harus belajar meminta dengan jelas, sering meminta, dan meminta dengan percaya diri.

Sikap asertif pun kadang dapat berbentuk tindakan agresif, dan ini tidak dapat dibenarkan. Lembutkan sikap asertif anda dengan kebaikan hati dan keadilan , namun jangan kehilangannya.

“Baik Hati , Tetapi tidak Selalu Ramah”

Sebagai pemimpin tim, kita tidak boleh keliru antara menjadi ramah dan baik, atau kita akan membawa tim kita kepada kerugian. Penelitian terhadap pemimpin perusahaan mengungkapkan bahwa mereka harus bersedia menghadapi dua hal yang biasanya ingin dihindari oleh kita semua dengan cara apapun :

· Penolakan

· Konfrontasi

Tidak ada nilai keramahan atau kebaikan didalam dua hal ini.

Para pemimpin akan melakukan hal yang baik dengan mengenali dan mengajarkan antara menjadi ramah dan baik hati . Dan ramah disini, dapat diartikan Memiliki Prinsip atau Ketegasan.

“Menyelami untuk Memperluas”

Sufi dari Persia Jalaluddin Rumi berkata,”Anda harus selalu membawa masalah yang belum terpecahkan di dalam hati kita”

Sewaktu Steve Jobs & Steve Wosniak memasuki garasi, masalah mereka yang belum terpecahkan adalah, “Bagaimana kita membuat kecerdasan terkomputerisasi tersedia bagi orang biasa?” Apple pun dilahirkan.

Sewaktu Phil Knight duduk dengan beberapa karet dan sebuah pemanggang wafel , masalah tak terpecahkan miliknya adalah , “Bagaimana kita membuat sepatu yang membantu menunjang anatomi manusia?” Nike pun dilahirkan.

Sewaktu Tuhan bertanya – tanya, “Bagaimana Aku bisa mengembalikan umatKu kepadaKu?” Nabi – nabi pun dilahirkan.

Ketika kita bersedia membawa masalah yang tak terpecahkan di dalam hati kitalah inovasi dan kreativitas dilahirkan. Dan untuk memecahkan masalah yang belum terpecahkan , kita harus bersedia menyelaminya, karena jika jawabannya tersedia di permukaan , kita pastilah telah menemukannya saat ini. Sayangnya, kita hidup di dalam dunia yang mengajar kita untuk menjadi orang yang dangkal.

Menyelami berarti bersedia melepaskan batasan kesadaran dan benak kita yang pandai dan memasuki kesunyian dari apa yang sudah Diketahui. Selain mencari jawaban dengan mencari ilham yang dikombinasikan dengan pengetahuan dan inovasi - kreativitas, pencarian yang terpenting adalah melalui Doa.

Dan sewaktu Anda bangkit, Anda menyadari bahwa entah bagaimana Anda adalah bagian dari jawabannya.

“Kenali Momen – Momen Pembelajaran”

Pertanyaan yang ditanyakan seseorang pada dirinya sendiri sebagai seorang pelatih dan mentor adalah , “Bagaimana saya bisa melatih orang ini untuk menjadi seorang pemenang yang lebih lagi?”

Kita sepertinya memiliki keinginan bawaan untuk membantu orang lain, dan melatih dalam tingkat satu per satu adalah cara yang luar biasa untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pelatihan yang terbaik bukan dengan mencermati presentasi pada buku modul dan powerpoint, tetapi melalui rangkaian “momen – momen pembelajaran”. Setiap guru dapat memberitahu bahwa Anda tidak dapat mengajar seorang murid yang tidak ingin belajar. Dan karena itu, Anda sebagai pembangun tim, harus mengenali momen – momen dalam kehidupan manusia dimana hati dan pikiran mereka terbuka untuk mempelajari cara baru dalam berhubungan dengan dunia, atau, semua usaha anda sia – sia.

Jendela terbesar untuk mengubah konsep diri seseorang terbuka sewaktu ia gagal . Masa – masa pembelajaran hanya tiba pada titik kerapuhan, penghinaan, kelaparan, ketakutan, dan kekurangan.

Pembangun tim mengenali kesempatan untuk melatih, bahkan di dalam saat – saat yang terlihat sebagai krisis pribadi.

Seorang pelatih harus mengetahui bukan hanya “Apa” yang harus diajarkan , tetapi mungkin lebih penting lagi, “Kapan”. Inilah yang menjadikan seorang pelatih seorang pelatih dan bukanlah, “Atasan”.

Kenali Momen – Momen Pembelajaran.

“Pilih Pertempuran Anda”

Kita tidak akan dapat memenangkan semua pertempuran yang kita temui, tidak akan bisa.

Michael Saylor , mantan CEO muda Micro Strategy Inc, yang tadinya kariernya menanjak pesat, menyadari kesalahannya sewaktu ia mengawasi harga saham perusahaannya jatuh dari $226.5 per saham menjadi $86.75 per saham hanya dalam waktu satu hari . Ia sendiri merugi $6.1 milliar dalam kekayaan di atas kertas, menjadi salah satu anak muda lambang dari kebangkitan dan kejatuhan ekonomi teknologi. Ia menghubungkan sebagian kejatuhannya dengan kecongkakan, seperti kata – katanya , “kami semua mencurahkan seluruh energi kami ke masalah promosi dan bukannya kesempurnaan operasional. Tidak ada masalah yang tidak bisa kami tangani”.

Akan tetapi kini, Saylor berketetapan agar perusahaannya berfokus pada keahliannya: membuat piranti lunak yang menganalisis gudang data suatu perusahaan dan mengidentifikasi tren yang dapat mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan. Saylor dan timnya telah belajar untuk memilih pertempuran mereka.

Keseimbangan . Sikap Tenang. Mengetahui Tempat Anda. Mengetahui bagaimana dan kapan sebaiknya menerapkan tekanan, dan mempertahankan keanggunan serta martabat sementara melakukannya. Itulah Kekuatan. Itulah Pengaruh. Itulah seni yang sangat halus tentang tahu persis bisnis apa yang sedang anda jalankan – dan tidak mencoba melakukan yang lainnya.

Begitu banyak tim yang menghamburkan energi mereka karena mereka melupakan bisnis apa yang mereka jalani. Mereka mencoba memenangkan pertempuran yang bukan milik mereka. Mereka mencoba menjadi hal untuk semua orang, dan dengan demikian kehilangan “Keasinan” mereka. Sesungguhnya, adalah bijak bagi setiap pembangun tim untuk setiap hari mengingatkan tim bisnisnya apa yang sebenarnya mereka jalankan.

Pilihlah pertempuran anda dengan hati – hati. Dan pertempuran selalu berhubungan dengan kemenangan – satu kemenangan setiap kali.

Pilihlah pertempuran anda.

“Jangan Memukul Nyamuk untuk Kehilangan Unta”

Pembangun Tim tahu bagaimana merelakan hal – hal yang kecil, dan menjaga mata mereka tetap terfokus pada apa yang baik dan benar , dan bagian dari gambaran yang lebih besar.

Dalam bisnis, mungkin anda pernah menghadapi keadaan “ketidaknyamanan” , dimana kompetitor atau partner bisnis anda melakukan hal – hal yang tidak pantas bagi anda. Anda memiliki kemampuan untuk “memukul nyamuk” pada saat itu juga ,tapi mungkin anda akan “Kehilangan Unta” , atau kehilangan kesempatan bisnis yang berharga. Disitulah anda memerlukan kebijaksanaan apakah anda memang layak untuk memukul “nyamuk” tersebut.

Pembangun Tim tidak menyiksa karyawan mereka untuk menyelesaikan tugas mereka.

Berkali – kali saya mendengar keluhan seorang karyawan yang mengatakan bahwa tidak peduli apa yang mereka lakukan dengan benar, atasan mereka hanya melihat kesalahan. Perasaan tidak cukup, yang ditunjukkan dengan membiarkan para atasan mengorek – ngorek telur nyamuk , mendorong seseorang menjauh dari pekerjaan mereka lebih dari yang bisa anda bayangkan.

Jangan memukul nyamuk untuk kehilangan unta.

No comments:

Post a Comment